Archive for 2013
Mengurangi Efek Radiasi CT scan Pada Anak
By : Unknown
Beberapa kondisi kadang mengharuskan anak
untuk melakukan pemeriksaan CT-scan. Para ahli menyarankan beberapa hal yang
sebaiknya dilakukan untuk mengurangi efek radiasi pada anak.
Banyak artikel untuk mencari dosis yang
optimum untuk melakukan CT-scan pada anak-anak sehingga bisa mengurangi efek
radiasinya.
Salah satu hal yang paling penting adalah
dengan mengurangi dosis radiasi dari CT-scan. Hal lain yang bisa dilakukan
adalah dengan menggantinya dengan alat scanning lain dengan radiasi pengion
yang rendah atau tidak ada seperti radiografi, USG dan MRI yang bisa memberikan
informasi diagnostik sama untuk beberapa kondisi klinis.
"Bila tidak ada indikasi klinis,
menghindari pemeriksaan CT adalah strategi yang baik. Tapi ada beberapa langkah
yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan dosis yang diterima anak-anak."
Peneliti melakukan strategi untuk
mengurangi dosis radiasi yang berhubungan dengan pemeriksaan CT-scan pada
anak-anak.
Pengurangan dosis radiasi untuk anak-anak
dimulai dengan mengoptimalkan alat CT-scan sesuai dengan ukuran tubuh (berat
badan yang dimiliki oleh anak), daerah tubuh yang akan menerima radiasi,
indikasi klinis serta pencitraan sebelumnya.
Langkah-langkah lain yang dilakukan
termasuk menggunakan tabung dan voltage yang lebih rendah, membatasi panjang
scan yang hanya mencakup daerah tertentu saja serta menggunakan teknik
pengolahan gambar yang baru.
"Anak-anak lebih sensitif terhadap
risiko radiasi sehingga memerlukan perhatian khusus dalam mengoptimalkan dosis
radiasi yang tepat untuk mengurangi efek yang mungkin bisa muncul."
Tag :
CT-SCAN,
MENGETAHUI GEJALA DIABETES DARI GIGI
By : Unknown
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang
banyak ditakuti, termasuk di Indonesia. Negara kita termasuk salah satu negara
dengan penderita diabetes tinggi. Pantas kita memperhatikan dengan serius
mengenai apa saja tanda-tanda dan gejala yang mengindikasikan diabetes ini.
Jangan dianggap remeh, hal ini sangat penting agar kita dapat mengetahui lebih
dini apakah ada kemungkinan kita terkena diabetes atau tidak.
Simak kutipan berikut "Pada saat seseorang
mengalami gusi berdarah yang tak kunjung sembuh, ini bisa menjadi tanda awal
diabetes. Namun, di saat orang yang terkena diabetes terserang sakit gigi atau
gusi berdarah, ia akan mengalami nanah pada rongga mulut karena luka yang sulit
untuk disembuhkan" , seperti dilansir Health.india.com.
Banyak cara dan tanda yang dapat kita ketahui dan
lihat dari kondisi fisik tubuh kita. Jika mulut kita kering, itu juga salah
satu pertanda kemungkinan kita menderita diabetes. Dan tentu saja banyak
faktor-faktor lain yang bisa kita jadikan pedoman untuk mengetahuinya. Nah,
pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan informasi yang sangat bermanfaat
kepada anda semua. yaitu tentang gejala diabetes jika kita melihat dari kesehatan
gigi kita. Penasaran? Silahkan simak info berikut ini.
( image from Google.com )
|
1. Infeksi jamur
Dikarenakan adanya kadar gula yang tinggi dalam
air liur, maka akan mendorong pertumbuhan jamur Candidia, yang dapat
menyebabkan infeksi. Penyakit ini biasanya disebut dengan oral thrush. Apa
tanda-tandanya? Biasanya. ini ditandai dengan adanya bercak putih seperti
dadih susu pada rongga mulut. Bagaimana dengan kondisi anda? coba anda lihat
ya.
2. Meningkatnya kerusakan gigi
Karena adanya bakteri didalam mulut yang kemudian
berinteraksi dengan gula dan pati pada makanan yang anda konsumsi, maka akan
terjadi plak pada gigi. Bagi para penderita diabetes, tingkat gula darah yang
meningkat akan mengakibatkan peningkatan kerusakan gigi yang lebih tinggi. Gigi
akan cenderung mengalami pengeroposan karena adanya plak yang semakin banyak
muncul pada gigi. Silahkan anda lihat gigi anda, apakah banyak plak bersarang
disana?
3. Mulut kering
Salah satu indikasi diabetes yang paling gampang
untuk dilihat adalah mulut kering. Mulut kering diakibatkan karena kurangnya
cairan didalam mulut. Kekurangan cairan ini diakibatkan oleh adanya pengeringan
selaput lendir. Pengeringan selaput lendir sendiri, diakibatkan oleh karena
tingginya tingkat kadar gula. Perlu anda ketahui, bahwa dengan kurangnya cairan
dalam mulut, akan menyebabkan lemahnya fungsi kelenjar lidah. Ketika kelenjar
lidah melemah, otomatis akan menurunkan produksi air liur. Selain itu, mulut
kering juga dapat menyebabkan bisul,kerusakan gigi serta infeksi. Bagaimana
kondisi mulut anda? coba anda lihat.
4. Penyakit gusi
Jika tubuh seseorang dalam kondisi normal, maka
akan mempunyai kekebalan untuk mampu melawan bakteri yang menyebabkan radang
gusi dan pembusukan. Akan berbeda jika seseorang menderita diabetes. Bagi
seorang penderita diabetes, maka sistem imun / kekebalan tubuh akan menurun
dengan sendirinya, sehingga kondisi seperti ini akan memicu peradangan gusi
yang sulit sembuh dan munculnya pembusukan. Bagaimana dengan kondisi gusi
anda?
Tag :
KESEHATAN GIGI,
Cara Menghindari Bahaya Radiasi Ponsel
By : Unknown
Cara Menghindari Bahaya Radiasi Ponsel –
Sebagai alat komunikasi yang sangat dibutuhkan di jaman sekarang, ponsel memang
fungsinya tak tergantikan oleh teknologi apapun. Sebagai penghubung orang satu
dengan yang lainnya, ponsel juga telah menjadi asisten pribadi yang dapat
memudahkan setiap hal yang kita kerjakan. Namun perlu kita ketahui bersama,
bahwa ponsel juga merupakan salah satu alat teknologi yang memiliki sinar
radiasi yang sangat berbahaya layaknya alat teknologi lainnya. Dengan
menggunakan gelombang radio yang berbentuk GSM atau CDMA, ponsel memang akan
selalu memiliki radiasi yang sangat tinggi. Terutama jika kita terlalu aktif
menggunakan fasilitas telepon seperti sms, internet, nelpon, chatting dan
lain-lain. Radiasi yang ditimbulkan oleh ponsel ini memang sangat berbahaya dan
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya maupun kerusakan pada organ
dan otak kita.
Cara Menghindari Radiasi ponsel ini
memang bukan hanya bisa dilakukan dengan meminimalisir penggunaan ponsel. Hal
ini memang terasa sangat sulit sekali dilakukan mengingat aktivitas kerja kita
sehari-hari selalu sibuk dan kebutuhan komunikasi selalu digunakan tiap
waktunya sehingga ketergantungan akan ponsel sangat tinggi. Mengerti apa saja
yang membuat radiasi ini semakin kuat juga akan menghindari kita dari resiko
terkena radiasi ponsel yang bersifat lebih parah. Beberapa penanggulangan
maupun pencegahan terhadap gelombang radiasi yang dipancarkan oleh ponsel juga
bisa kita lakukan sedini mungkin sebelum kita mendapatkan efek yang berbahaya
dari adanya radiasi ponsel tersebut.
Bagi kita yang sangat peduli akan kesehatan, pastinya
menghindari bahaya radiasi ponsel akan kita dilakukan sejak sedini mungkin.
Namun satu hal yang selalu menjadi pertanyaan kita adalah bagaimana menghindari
radiasi tersebut?. Memahami hal tersebut maka pada kesempatan kali ini blog Firman Way
ingin coba memaparkan beberapa tips yang bisa kita gunakan untuk menghindari
adanya radiasi ponsel yang sangat berbahaya ini. dengan tubuh yang bebas
radiasi ponsel, pastinya sistem jaringan tubuh akan menjadi lebih sehat dan
resiko adanya penyakit berbahaya pun bisa kita minimalisir sedini mungkin.
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kita coba untuk membuat radiasi
ponsel itu tidak terlalu kuat menyinari tubuh kita.
1. Gunakan Headset Saat Menelpon
Menggunakan perangkat tambahan seperti headset saat
kita melakukan panggilan telepon akan mengurangi radiasi ponsel yang sangat
tinggi langsung ke otak. Headset ini akan membuat pusat sinyal menjadi jauh
dari ponsel kita.
2. Batasi Penggunaan Ponsel
Usahakan untuk membatasi penggunaan ponsel setiap
saat. Jika kita memang benar-benar tidak bisa lepas dari ponsel, maka
menjauhkannya saat kita tidur akan membuat kita mampu meminimalisir radiasi
dari ponsel yang berlebihan.
3. Hindari Menelpon Terlalu Lama
Ketika kita menelpon terlalu lama maka bahaya dari
radiasi ponsel itu akan semakin kuat. Oleh karena itu usahakan untuk
menggunakan ponsel sewajarnya saja terutama saat kita berkomunikasi lewat
telepon seluler.
4. Ponsel dengan RF Specific dibawah 1,6 watt/kg
RF Specific yang terlalu tinggi akan membuat sinar
radiasi akan lebih kuat dari biasanya. Oleh karena itu memilih ponsel dengan RF
Specific yang kecil akan membatasi radiasi yang masuk ke tubuh kita.
5. Jangan Menaruh Ponsel di Tubuh
Dengan tidak menaruhnya secara tersu-terusan di suatu
bagian tubuh maka resiko radiasi ponsel yang terlalu lama bisa kita atasi.
Salah satu caranya adalah dengan memindah-mindahkannya dari saku celana ke
media lainnya seperti meja.
6. Mempelajari Ponsel Sebelum Membeli
Ketika kita ingin membeli sebuah ponsel, pastikan
untuk memilih ponsel yang memiliki info emisi radiasi di dalamnya, dengan hal
ini kita bisa mengontrol sinar radiasi yang lebih parah.
7. Jauhi Orang yang Sedang Bertelepon
Aagar kita tidak terkena dampak radiasi dari ponsel
teman kita, maka menjauhinya saat mereka bertelepon merupakan salah satu cara
yang terbaik untuk kita.
Beberapa tips diatas memang bisa untuk membantu kita
menghindari bahaya Radiasi Ponsel yang seringkali tidak kita
sadari. Dengan membiasakan diri untuk senantiasa memiliki pola hidup yang sehat
dan teratur, serta mengatur dengan cermat keberadaan dan penggunaan ponsel.
Pastinya resiko yang lebih parah terhadap adanya Radiasi Ponsel ini bisa kita
cegah. Tanpa adanya radiasi, ponsel memang tidak bisa berfungsi apa-apa. Dengan
menghindari ponsel juga kita tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang-orang
terdekat kita. Oleh karena itu cara yang paling efektif tentunya dengan
meminimalisir radiasi ponsel tersebut dengan mengetahui secara benar
tips-tipsnya.
Baca
Juga Informasi Tips dan Trik di Bawah Ini :
- Cara Mengetahui Kualitas HP
- Tips Memilih HP Android
- Cara Mengatasi Memori Penuh
- Kode Rahasia iPhone
- Cara Download Video Youtube
- Cara Download Lagu
- Cara Membuat Status Biru
- Cara Mengganti Nama Facebook
- Paket Internet Unlimited Smartfren
- Cara Isi Ulang Pulsa Smartfren
- Cara Transfer Pulsa Axis
- Cara Transfer Pulsa Indosat
- Cara Transfer Pulsa XL
- Cara Transfer Pulsa Telkomsel
- Cara Mempercepat Koneksi Internet
- Cara Menghemat Baterai Tablet Android
- Cara Menghemat Baterai Ponsel Android
- Cara Menghemat Baterai Blackberry
Tag :
BAHAYA RADIASI PONSEL,
DEFINISI USG
By : Unknown
Ultrasonography (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang
tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak
menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping
(non invasif), relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat,dan persiapan
pasien serta peralatannya relatif mudah. Gelombang suara ultrasound
memiliki frekuensi lebih dari 20.000Hz, tapi yang dimamfaatkan dalam
teknik ultrasonography (kedokteran) hanya gelombang suara dengan
frekuensi 1-10 MHz
Ultrasound pertama kali digunakan sesudah perang dunia I, dalam bentuk
radar atau teknik sonar( sound navigation and ranging ) oleh Langevin
tahun 1918 untuk mengetahui adanya ranjau-ranjau atau adanya kapal
selam. Namun seiring berkembangnya zaman dan teknologi, ultrasond
sekarang juga digunakan di bidang kesehatan dan disebut ultrasonography
(USG). Ultrasound dalam bidang kesehatan bertujuan Untuk pemeriksaan
organ-organ tubuh yg dapat diketahui bentuk, ukuran anatomis, gerakan,
serta hubungannya dengan jaringan lain disekitarnya.
Sifat dasar ultrasound :
-Sangat lambat bila melalui media yang bersifat gas, dan sangat cepat bila melalui media padat.
-Semakin padat suatu media maka semakin cepat kecepatan suaranya.
-Apabila melalui suatu media maka akan terjadi atenuasi.
Komponen utama pesawat USG:
1. Pulser adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan untuk
merangsang kristal pada transducer dan membangkitkan pulsa ultrasound.
2. Transducer adalah alat yang berfungsi sebagai transmitter (pemancar)
sekaligus sebagai recevier (penerima). Dalam fungsinya sebagai
pemancar, transducer merubah energi listrik menjadi energi mekanik
berupa getaran suara berfrekuensi tinggi. Fungsi recevier pada
transducer merubah energi mekanik menjadi listrik.
3. Tabung sinar katoda adalah alat untuk menampilkan gambaran
ultrasound. Pada tabung ini terdapat tabung hampa udara yg memiliki beda
potensial yang tinggi antara anoda dan katoda.
4. Printer adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan gambaran yang ditampilkan oleh tabung sinar katoda.
5. Display adalah alat peraga hasil gambaran scanning pada TV monitor.
Prinsip kerja pesawat USG :
- Generator pulsa (oscilator) berfungsi sebagai penghasil gelombang
listrik, kemudian oleh transducer diubah menjadi gelombang suara yang
diteruskan ke medium.
-Apabila gelombang suara mengenai jaringan yang memiliki nilai akustik
impedansi, maka gelombang suara akan dipantulkan kembali sebagai echo.
- Didalam media (jaringan) akan terjadi atenuasi, gema (echo) yang lebih
jauh maka intensitasnya lebih lemah dibandingkan dari echo yg lebih
superficial. Dan untuk memperoleh gambaran yang sama jelasnya disemua
lapisan diperkuat dengan TGC (Time Gain Compensator).
- Pantulan gema akan ditangkap oleh transducer dan diteruskan ke
amplifier untuk diperkuat. Dan gelombang ini kemudian diteruskan ke
tabung sinar katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan sebagai
gambar di layar monitor.
ket: akustik impedansi
adalah kemampuan untuk melewatkan gelombang yang melaluinya. Semakin
keras maka Impedansi akustiknya semakin besar pula
Hasil pemeriksaan ultrasonography:
- Putih (hyperechoic/hyperechoigenic): tulang, otot padat.
- Abu-abu (putih+hitam) atau hypoechoic: hepar, otak, uterus,ren.
- Hitam (anechoic/anechoigenic): cairan dan sejenisnya
- Dapat ditahan oleh kertas tipis.
- Antara tranducer (probe) dengan kulit tidak dapat kontak dengan baik (interface) sehingga bias terjadi artefak sehingga perlu diberi jelly sebagai penghantar ultrasound.
- Bila ada celah dan ada udara, gelombang suara akan dihamburkan.
Kelebihan Ultrasonografi:
- Pasien dapat diperiksa langsung tanpa persiapan dan memberi hasil yang cepat.
- Bersifat non invasive sehingga dapat dilakukan pula pada anak-anak.
- Aman untuk pasien dan operator, karena tidak tergantung pada radiasi ionisasi.
- Member informasi dengan batas struktur organ sehingga member gambaran anatomis lebih besar dari informasi fuyngsi organ.
- Semua organ kecuali yang mengandung udara dapat ditentukan bentuk, ukuran, posisi, dan ruang interpasial.
- Dapat membedakan jenis jaringan dengan melihat perbedaan interaksi dengan gelombang suara.
- Dapat mendeteksi struktur yang bergerak seperti pulsasi fetal.
Tag :
USG,
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
By : Unknown
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Filed under:
PATOFIS —
Leave a comment
2010/12/04
Hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995
) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau
lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan
apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika
tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan
diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan
diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom,
1995 ).
PENYEBAB
Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany
Gunawan, 2001 )
1.
Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
2.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Hiperrtensi
primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %
sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut
adalah sebagai berikut :
a.
Faktor keturunan
Dari data
statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b.
Ciri perseorangan
Cirri
perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur
bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari
perempuan ) dan ras ( ras kulit hitam lebih
banyak dari kulit putih )
c.
Kebiasaan hidup
Kebiasaan
hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang
tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan
pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine,
prednison, epineprin ).
PATOFISIOLOGI
Mekanisme
yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk
pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner
& Suddarth, 2002 ).
TANDA DAN
GEJALA
Tanda dan
gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : ( Edward K Chung, 1995 )
1.
Tidak ada gejala
Tidak ada
gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
2.
Gejala yang lazim
Sering
dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2.
Pemeriksaan retina
3.
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
4.
EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5.
Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6.
Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7.
Foto dada dan CT scan
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Filed under:
PATOFIS —
Leave a comment
2010/12/04
Hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995
) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau
lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan
apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika
tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan
diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan
diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom,
1995 ).
PENYEBAB
Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany
Gunawan, 2001 )
1.
Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
2.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Hiperrtensi
primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %
sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut
adalah sebagai berikut :
a.
Faktor keturunan
Dari data
statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b.
Ciri perseorangan
Cirri
perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur
bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari
perempuan ) dan ras ( ras kulit hitam lebih
banyak dari kulit putih )
c.
Kebiasaan hidup
Kebiasaan
hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang
tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan
pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine,
prednison, epineprin ).
PATOFISIOLOGI
Mekanisme
yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk
pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner
& Suddarth, 2002 ).
TANDA DAN
GEJALA
Tanda dan
gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : ( Edward K Chung, 1995 )
1.
Tidak ada gejala
Tidak ada
gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
2.
Gejala yang lazim
Sering
dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2.
Pemeriksaan retina
3.
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
4.
EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5.
Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6.
Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7.
Foto dada dan CT scan
Tag :
PATOFISIOLOGI PENYAKIT,